Peran gambar animasi di dunia pendidikan sangatlah penting. Animasi dalam dunia pendidikan memberikan berbagai keuntungan bagi siswa
dan pengajar. Bagi siswa, animasi dapat meningkatkan minat belajar dan pemahaman
terhadap suatu bidang ilmu tertentu. Bagi pihak pengajar, animasi dapat mempermudah
proses pembelajaran dan pengajaran dalam penyampaian materi kepada siswa.
Selama ini animasi digunakan dalam media pembelajaran untuk dua
alasan. Pertama, untuk menarik perhatian siswa dan memperkuat motivasi.
Animasi jenis ini biasanya berupa tulisan atau gambar yang bergerak-gerak,
animasi yang lucu, aneh yang sekiranya akan menarik perhatian siswa. Animasi
ini biasanya tidak ada hubungannya dengan materi yang akan diberikan kepada
murid. Fungsi yang kedua adalah sebagai sarana untuk memberikan pemahaman
kepada murid atas materi yang akan diberikan.
Animasi lebih memberikan keuntungan
dibandingkan jika kita menggunakan ilustrasi statis, namun penelitian yang
membandingkan penggunaan animasi dan ilustrasi statis dalam pembelajaran
menunjukkan hasil yang beragam, sebagian menunjukkan hasil yang positif,
namun sebagian justru menunjukkan hasil negatif. Studi meta-analisis oleh Ke,
Lin, Ching, Dwyer (2006) pada animasi pembelajaran, yang membandingkan
hasil-hasil penelitian dalam penggunaan animasi untuk pembelajaran,
menunjukkan bahwa rata-rata, kelompok yang menggunakan animasi mengalami
peningkatan pembelajaran multi-level sebesar 62%, sementara kelompok yang
menggunakan ilustrasi statis mengalami peningkatan sebesar 50% saja.
Mendesain animasi yang efektif digunakan untuk
pembelajaran membutuhkan lebih dari sekedar kreatifitas dan ketrampilan untuk
membuat animasi. Membuat animasi untuk tujuan pembelajaran tidak sama
dengan membuat animasi untuk sekedar hiburan. Dibutuhkan pengetahuan tentang
bagaimana sebenarnya informasi yang disajikan lewat ilustrasi dinamis, diproses
oleh kognitif otak manusia.
Kemampuan memori otak manusia sangat berpengaruh dalam keefektifan
penggunaan animasi. Animasi yang tidak baik membanjiri murid dengan
informasi atau terlalu jelas dalam menggambarkan konsep. Jika animasi
menyajikan terlalu banyak informasi dalam satu frame (ada banyak informasi
penting dalam satu frame), dan pergantian ilustrasi terlalu cepat maka murid akan
kesulitan mencerna informasi yang diberikan.
Selain kemampuan memori otak, pengetahuan awal (prior knowledge)
mengenai konsep yang akan dijelaskan juga mempengaruhi tingkat keefektifan
animasi. Lowe (2003) menemukan bahwa pemula yang tidak memiliki
pengetahuan awal akan cenderung untuk lebih memperhatikan perubahan animasi
yang menarik secara perseptual dibandingkan dengan perubahan yang penting
dalam memahami materi.
Hasil penelitian tentang efek animasi pada siswa dengan kemampuan
spasial yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Koroghlanian dan
Klein (2002), Mayer dan Sims (1994) serta Wander dan Muehboeck (2003)
menemukan bahwa siswa dengan kemampuan spasial tinggi mendapatkan
keuntungan lebih dari animasi dibandingkan dengan siswa dengan kemampuan
spasial rendah, namun penemuan Hays (1996) mengindikasikan bahwa siswa
dengan kemampuan spasial yang rendah justru lebih diuntungkan dengan animasi
dibanding siswa berkemampuan spasial tinggi, baik dalam pemahaman jangka
panjang maupun jangka pendek.
sumber :
0 komentar:
Posting Komentar